Thursday, September 18, 2014

MERAYAKAN HARI RAYA KURBAN SECARA MANUSIAWI



Sebentar lagi hari raya Idul Adha, Idul Qurban
Umat Islam yang mampu secara ekonomi akan berkurban, menyembelih hewan kurban yang disumbangkan ke masjid ataupun ke panitia kurban.
Nantinya daging hewan kurban itu akan dibagikan kepada para yang berhak menerimanya dan juga kepada masyarakat sekitar.

Pada acara Idul Qurban yang didahului dengan sholat Idul Adha dan ceramah, kemudian biasanya dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban.

Kasihan sekali kambing, sapi, kerbau, wedhus, domba ataupun biri biri yang dijadikan hewan kurban.
Mungkin mereka semua ikhlas dan pasrah akan digorok lehernya dan dicincang cincang dagingnya.

Akan tetapi seharusnya ada etika dari manusia untuk menghargai perasaan hati dari hewan kurban tersebut.
Di kebanyakan tempat, acara penyembelihan hewan kurban berada satu lokasi dengan tempat ditempatkannya hewan kurban tersebut.
Sehingga ketika ada satu hewan kurban yang dijegal dan kemudian disembelih, maka hewan kurban yang lain dengan mata kepalanya sendiri melihat prosesi itu.
Dan lebih sadisnya lagi, kadang kadang hewan yang sudah disembelih, yang sudah kewer kewer lehernya dilemparkan begitu saja, di dekat hewan kurban yang masih hidup, yang masih menunggu giliran akan disembelih.

Belum lagi proses penyembelihan ataupun penjagalan.
Kadang untuk hewan yang berukuran besar semisal sapi ataupun kerbau, kaki mereka diikat ikat dan dijegal oleh banyak orang, kemudian ditelentangkan dengan dipegangi banyak orang dan kemudian baru digorok lehernya.
Ih betapa mirisnya..
Saya juga tidak tau apakah hewan juga mempunyai perasaan miris ataupun ngeri seperti seandainya kejadian seperti itu terjadi pada manusia.
Akan tetapi, apakah tidak ada cara lain yang lebih manusiawi untuk memperlakukan hewan kurban itu?

Tahun tahun kemarin menjelang hari raya Qurban ataupun setelahnya ada beberapa postingan di facebook ataupun di media social lainnya terkait pelaksanaan pemotongan hewan yang lebih manusiawi.
Alangkah lebih baiknya jika yang mempunyai wewenang dalam hal panitia kurban bisa mempelajari terlebih dahulu pelaksaan penyembelihan hewan kurban secara lebih manusiawi. 
Mumpung masih ada waktu.

Akan tetapi sayangnya hari raya Idul Adha ini jatuh pada hari minggu, dan tidak ada hari libur tambahan..



9 comments:

Dunia Ely said...

Sepakat

21inchs said...

siip, toss mbak..

Idah Ceris said...

Inti tulisan ada pada akhir paragraf. -tidak libur kerja-. Hahaha

Di Desa saya disembelihnya di rumah yang punya hajat qurban, Mas. Enggaj masal. Hehehe

Wahyu Eka Prasetiyarini said...

wah jadi nggak sabar nih udah mau lebaran qurban, jadi bisa ikut nyate di rumah hehehe :D

21inchs said...

idah
iyak betul sekali..
hahahaa..
akan tetapi biasakan jg tetap kurang manusiawi pelaksanaan penyembelihannya ataupun proses pelaksanaan penyembelihannya..

wahyu
setuju sekalii..
bakar sate kambing rame2 di rumah memang menjadi sesuatu yg istimewa di hari istimewa nantinya..

ririe said...

Yayaya, aku juga gak berani lht hewan di sembelih. AYam dipotong saja gak berani lht, apalagi kambing, sapi atau kerbau.

Mmg miris jika melihat cara 'merobohkan' hewan kurban. Sempat terpikir, jika dibikin pingsan dulu, kira-kira bisa gak ya? Ehmm, mksdku, memenuhi kaidah syar'i juga kan?

21inchs said...

iya, perlu juga dipertimbangkan kaidah syar'i nya jika mau melakukan sesuatu..

Anonymous said...

Iya ya, apalagi acara penyembelihan ini biasa jadi tontonan orang banyak, tua-muda.

21inchs said...

iya kasihan sekali itu, tertekan banget batinnya..

About Me

My photo
Saya lahir di kota suci di jalur pantura, kota kretek, kota Kudus. Lahir dan besar disana, kemudian menuntut ilmu di malang dan kemudian numpang tinggal di Depok, kota pinggiran Jakarta, dan mencari nafkah di Depok dan Jakarta ibukota Indonesia