Lebaran di kampung halaman tentu saja akan berhubungan dengan opor ayam, sambel goreng ati, sambel goreng krecek, tahu dan ada juga serundeng.
Akan tetapi berlebaran tidak di kampung halaman pun bisa diserupakan dengan lebaran di kampung halaman.
Makanan opor ayam berserta aksesorisnya yang lain dengan mudah bisa dibuat ataupun dipesan.
Akan tetapi memang ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lain, makanan di kampung halaman dengan makanan di tempat lain.
Ada suatu bentuk plasma nutfah.
Masakan tidak di kampung halaman berbeda tradisi dan perlakuannya, walaupun sama sama bernama opor.
Yes.
Opor ayam di kampung, seperti namanya, adalah memang ada ayamnya.
Dan opor ayam tidak di kampung halaman, tidak ada ayamnya, tetapi rendang.
Yes, rendang.
Karena yang membuat adalah orang padang.
Satu perbedaan.
Kemudian sambel goreng di kampung halaman dibuat dengan juga menggunakan kuah, entah itu kuah apa, akan tetapi sambel gorengnya memang ada kuahnya dan kuahnya terasa sangat gurih.
Sambel goreng tidak di kampung halaman adalah sambel goreng ati yang kering, tidak berkuah.
Dua perbedaan.
Dua perbedaan yang juga membuat jauh perbedaan rasa antara makanan lebaran di kampung halaman dengan makanan lebaran tidak di kampung halaman.
Akan tetapi tentu saja hal itu tidak mengurangi esensi dari perayaan lebaran.
Lebaran atau hari raya idul fitri adalah hari raya yang jatuh pada tanggal satu syawal.
Setelah satu bulan lamanya kita berpuasa, menahan diri untuk tidak makan minum dan berhubungan intim di siang hari, maka tibalah waktu perayaan idul fitri.
Kalau memang kita bisa menjalankan ibadah di bulan ramadhan dengan baik, tentunya kita patut merayakan keberhasilan kita.
Tetapi perayaan itu bukanlah akhir dari perjuangan.
Perayaan itu adalah sebagai titik awal pergerakan kita di sebelas bulan lainnya untuk juga menerapkan apa apa yang sudah kita lakuan di bulan ramadhan.
Apakah bisa?
Nah, disitulah akan ketahuan apakah kita berhasil melewati bulan ramadhan dengan baik ataukah kita gagal.
Selepas idul fitri, seharusnya amal ibadah kita adalah mengalami grafik yang menaik.
Sholat selalu berjamaah di masjid, tidak ketinggalan sholat sunnah rawatib dan juga sholat sunnah lainnya, baca al qur’an juga tiap hari, infaq sedekah juga setiap hari.
Akan tetapi kalau ternyata selepas ramadhan malah kita kembali lagi ke kualitas awal kita sebagaimana sebelum ramadhan, maka apa mau dikata?
Waktu setelah sholat asyar di hari terakhir bulan ramadhan adalah saat saat yang mengharukan dan menggalaukan.
Orang orang sudah pada keluar, memenuhi jalanan, menuju ke mall ataupun mencari cari keriaan ataupun mencari jajan buat buka puasa ataupun makanan sajian lebaran.
Dan masjid sudah ditinggalkan para jamaahnya.
Sholat jamaah sholat asyar hanya terdiri dari beberapa gelintir orang saja.
Itulah saat saat terakhir kita bisa memaksimalkan amal ibadah kita untuk mendapatkan bonus pahala yang dijanjikan oleh tuhan.
Akan tetapi orang orang sudah melupakannya.
Saat itulah kemudian secara tiba tiba dan tidak terasa timbul suatu bentuk keharuan.
Well, besok sudah akan ramai sekali dan aura ramadhan sudah terkikis habis.
Orang bersarung dan sholat berjamaah ke masjid akan kembali keliatan aneh.
Orang mengaji untuk akan terdengar aneh.
Amal jariah ataupun sedekah akan terasa sangat berat, perhitungan ekonomis sudah mulai lagi..
Semoga kita bisa mendapatkan apa apa yang sudah kita latih selama bulan ramadhan sehingga setelah perayaan idul fitri, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi..
Taqabbalallahu minna wa minkum
Semoga amal ibadah kita diterima Allah swt..
Aamiin..
3 comments:
Aamiin .. aku ya ora mudik Inchs, Lebaran ning Jerman yo nyenengna ra kalah Karo ning kampung kana :)
Aamiin .. aku ya ora mudik Inchs, Lebaran ning Jerman yo nyenengna ra kalah Karo ning kampung kana :)
piye opore podo karo ning kampung halaman gak?
Post a Comment