Tuesday, September 18, 2018

MENJADI ORANG TUA HEBAT DENGAN METODE SUPRANATURAL


Bahwasanya aspek dalam manusia menghadapi hidup ini terbagi menjadi 4, yakni :
1.      Natural
2.      Rasional
3.      Supra natural
4.      Supra rasional


1.      Natural
Aspek natural adalah sikap yang terreaksi terhadap hal yang dihadapi. Aspek natural ini adalah hal natural, hal alami yang dilakukan oleh manusia di dalam hidupnya. Misalnya di dalam suatu pekerjaan, maka pekerjaan dikerjakan adalah pekerjaan yang hanya mengandalkan fisik saja. Tidak ada inovasi yang dilakukan. Semuanya berjalan secara natural. Bahwa seorang tukang kayu dalam membuat meja atau kursi akan melakukan pekerjaannya seperti yang diajarkan oleh senior-senior nenek moyangnya terdahulu. Semua berjalan secara ritmik dan monoton.

2.      Rasional
Aspek rasional adalah sikap dalam menghadapi sesuatu dengan juga mengedepankan akal dan fikiran. Ada inovasi dan juga pemikiran-pemikiran untuk bisa mengerjakan segala sesuatu dengan lebih baik lagi, dengan lebih cepat lagi, dengan lebih efektif dan efisien. Sekedar sebagai contohnya adalah tukang bakso yang berkreasi membuat secara kreatif dalam hal produk baksonya ataupun aspek tampilan fisik dari tempat jualannya. Misalnya adalah dengan berimprovisasi terhadap bentuk bakso. Bakso yang selama ini ada adalah bakso bulat. Maka improvisasi yang dilakukan adalah dengan membuat bakso berbentuk lonjong, atau kotak ataupun bakso berbentuk trapezium. Sedangkan improvisasi dalam hal tampilan fisik tempat jualannya bisa dilakukan dengan mendekorasi warung baksonya menjadi seperti kafe ataupun membuatnya seperti kapal selam ataupun bahkan pesawat ruang angkasa. Hal improvisasi tempat jualan ini juga bisa dilakukan dengan membuka cabang-cabang di tempat lainnya.
Aspek rasional ini adalah tahapan yang lebih tinggi daripada aspek natural. Aspek rasional inilah yang seharusnya dimiliki oleh para manusia dalam menghadapi sesuatu di dalam hal kehidupannya. Orang akan mengaitkan aspek rasional ini dengan tingkat pendidikan seseorang. Seharusnya orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi sudah mampu menerapkan pola aspek rasional ini di dalam sisi-sisi dan segi-segi kehidupannya. Akan tetapi terkadang karena factor internal dan factor eksternal bisa menyebabkan seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi malah menggunakan aspek pendekatan natural dalam menjalani kehidupannya. Dan sebaliknya dengan factor internal dan eksternal yang ada seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah justru mampu menggunakan aspek pendekatan rasional ini di dalam menjalani kehidupannya.

Aspek natural dan rasional ini adalah aspek dasar dari reaksi seseorang dalam berkehidupan. Aspek dimana segala sesuatu masih bisa dilakukan dengan secara sederhana dan apa adanya.
Akan tetapi di dalam kehidupan terkadang ada sandungan-sandungan atau halangan-halangan aral melintang yang sulit untuk bisa diatasi dengan menggunakan aspek natural dan aspek rasional. Ditambah juga dengan adanya keinginan yang berlebih dari seseorang di dalam kehidupannya.
Ketika aspek natural dengan segala kegiatannya tidak bisa mengatasi aral yang melintang ataupun tidak bisa memenuhi keinginan yang berlebih maka timbullah aspek supra natural.

3.      Supra natural
Aspek supra natural adalah suatu keadaan dimana seseorang sudah merasa menyerah dengan usaha yang dilakukan secara manusiawi, secara sewajarnya. Aspek supra natural terjadi karena adanya keinginan yang berlebih yang tidak bisa dipenuhi dengan cara aspek natural. Kerja atau usaha secara manusiawi yang wajar sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi keinginan yang belum tercapai, sehingga muncullah ‘usaha kembali ke alam’ atau ‘usaha back to nature’ kembali ke ikhtiar yang dulu dilakukan oleh nenek moyang jaman dahulu, kembali kepada kepercayaan bahwa hal-hal benda mati bisa membantu manusia di dalam memenuhi keinginannya. Manusia merasa sudah mentok dengan ikhtiar atau usaha naturalnya yang sudah maksimal, kemudian manusia mencoba meminta bantuan kepada hal-hal magis, meminta bantuan kepada mahluk halus, mahluk gaib dengan perantaraan dukun. Sebagai contoh adalah jenis usaha pesugihan. Keinginan untuk bisa mempunyai uang yang berlimpah bisa mendorong seseorang untuk minta bantuan dukun untuk mengabulkan keinginannya tersebut dengan cara memelihara tuyul atau jenis usaha pesugihan lainnya. Dan tentu saja usaha-usaha tersebut adalah usaha-usaha yang tidak dibenarkan secara agama.

4.      Supra rasional
Aspek supra rasional adalah sama dengan aspek supra natural, yaitu suatu keadaan dimana manusia sudah berusaha secara maksimal secara rasional, akan tetapi ada hal-hal yang tercapai. Dalam aspek supra natural manusia meminta bantuan kepada hal-hal yang bersifat mahluk, sedangkan dalam aspek supra rasional manusia meminta bantuan kepada Pencipta mahluk, manusia meminta bantuan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Aspek supra rasional bisa bersifat penyerahan diri secara penuh kepada Tuhan atas usaha maksimal yang sudah dilakukan, bisa juga bersifat permohonan doa untuk hal-hal yang belum terwujud. Aspek supra rasional ini juga adalah suatu bentuk usaha perbuatan baik manusia dalam usahanya untuk bisa mendapatkan juga kebaikan sebagai balasannya. Usaha-usaha perbuatan baik ini akan menambah suatu bentuk simpanan kebaikan yang akan bisa diharapkan timbal baliknya untuk hal-hal yang belum bisa terwujud secara rasional dan usaha memenuhi keinginannya. Sebagai contoh adalah adanya suatu keinginan dari sepasang suami istri yang telah lama menjalani biduk rumah tangga, akan tetapi belum juga dikaruniai keturunan. Usaha-usaha rasional secara kedokteran ataupun usaha rasional lainnya sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil. Sehingga pada akhirnya pasangan suami istri ini melakukan suatu usaha supra rasional dengan jalan melakukan suatu amal perbuatan untuk menambah simpanan kebaikan. Usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan sedekah kepada orang miskin di setiap harinya sehabis sholat subuh. Setiap selesai sholat subuh sang suami akan mencari orang miskin untuk diberikan sedekah. Selang enam bulan kemudian atas ijin Allah maka sang istripun hamil. Hal-hal kebaikan yang dilakukan akan berimbas kebaikan juga kepada manusia yang melakukan kebaikan dengan cara yang tidak disangka-sangka.

Contoh lain adalah cerita tentang tukang becak di kota Jogjakarta yang bisa pergi haji. Ceritanya bermula dari niat baik pak tukang becak untuk pergi haji guna menyempurnakan rukun Islam. Dari pendapatannya narik becak, pak tukang becak ini menyisihkan sedikit bagian untuk ditabung untuk biaya naik haji. Tentunya secara akal sehat kita akan sedikit mencibir tentang rencana baik dari pak tukang becak dengan tabungannya yang tentunya jumlahnya tidak seberapa ini. Demikian juga pak tukang becak ini dan istrinya juga menyadarinya akan suatu bentuk kemustahilan tersebut. Akhirnya pak tukang becak menyerahkan diri dan usahanya kepada Allah swt. Pak tukang becak berniat membuat suatu amalan dimana nantinya amalan ini akan bisa menjadi amal sholeh yang baik. Bapak tukang becak ini akan menggratiskan para penumpang becaknya di hari jumat.

Kegiatan menggratiskan jasa mengayuh becaknya ini pun berlangsung selama beberapa waktu. Pada suatu hari jumat ada pak eksekutif datang ke Jogjakarta untuk suatu keperluan bisnis penting. Di jalan mobil yang ditumpanginya mendapatkan aral sehingga mengganggu perjalanan pak eksekutif ke tempat yang dituju. Kemudian pak eksekutif itu buru-buru memanggil becak untuk mengantarkannya ke tempat yang dimaksud. Dengan sedikit ngebut akhirnya sampailah pak eksekutip tersebut ke tempat yang dituju. Dengan tergesa-gesa karena memburu waktu akhirnya pak eksekutip tersebut segera memasuki tempat yang dimaksud. Dan karena tergesa-gesa maka pak eksekutip tersebut sampai lupa membayar becaknya. Singkat kata dan singkat cerita akhirnya pak eksekutip tersebut sukses dengan deal bisnisnya. Dan kemudian baru dia teringat kalau dia belum bayar becak. Akhirnya dia kembali ke tempat dia naik becak tadi dan ternyata pak tukang becak tadi sudah tidak ada. Dan kemudian pak eksekutip itu mencari info tentang pak becak yang sudah mengantarnya tadi, untuk membayar ongkos naik becaknya dan sedikit uang terima kasih karena telah mengantarkannya ke tempat deal bisnis dan sukses.

Di dalam peri kehidupan di dalam rumah tangga seharusnya para pelaku rumah tangga selain berusaha secara maksimal dalam aspek rasional juga tidak melupakan aspek supra rasional. Hal ini berkaitan dengan pola pendidikan kepada anak-anak. Hal kebaikan yang dilakukan orang tua akan pula berimbas kepada sang anak. Entah itu kebaikan orang tua yang pada akhirnya menjadi tauladan sang anak ataupun kebaikan orang tua yang akan menjadi simpanan kebaikan, baik untuk kehidupan orang tua itu sendiri ataupun untuk kehidupan sang anak.


Note :
Tulisan di atas adalah disarikan dari ceramah parenting dari Asep Supaat (mantan direktur dompet dhuafa) dalam acara fun science yang digelar oleh harian Republika untuk anak-anak Sekolah Dasar yang diadakan di kantor Republika di bilangan Warung Buncit Jakarta Selatan.

About Me

My photo
Saya lahir di kota suci di jalur pantura, kota kretek, kota Kudus. Lahir dan besar disana, kemudian menuntut ilmu di malang dan kemudian numpang tinggal di Depok, kota pinggiran Jakarta, dan mencari nafkah di Depok dan Jakarta ibukota Indonesia