Sunday, February 24, 2019

KORUPSI : KESALAHAN ADMINISTRASI, KESALAHAN PERSONAL ATAUKAH KESALAHAN SISTEM?


Sungguh miris rasanya ketika membaca berita tentang sejumlah anggota DPRD kota malang yang ditahan oleh KPK, karena diduga melakukan korupsi. Ada anggota DPRD kota malang yang berjumlah 44 orang yang ditahan oleh KPK terkait dengan dugaan korupsi. Dari keseluruhan anggota DPRD kota malang, hanya ada 4 atau 5 orang saja yang terbebas dari dugaan korupsi. Itu artinya sebanyak lebih dari 90% anggota DPRD melakukan tindak pidana korupsi. DPRD itu adalah wakil rakyat yang menyuarakan aspriasi rakyat untuk bisa dijadikan bahan acuan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat wilayah kota.
Dengan jumlah terduga korupsi yang sangat dominan membuat kita jadi berfikir apakah memang sudah sebejat itu moral orang-orang yang menjadi wakil rakyat?

Dan juga miris rasanya mendengar berita tentang pak mantan walikota depok yang juga dijadikan tersangka oleh KPK karena terkait kasus korupsi. Pak mantan walikota depok ini adalah seorang yang bisa dibilang sangat religious, pengetahuan agamanya cukup mumpuni. Dan selama ini juga terkenal sebagai tokoh yang bersih dari tindak pidana korupsi. Akan tetapi kemudian tersiar kabar tentang dijadikannya tersangka pak mantan walikota depok ini.

Apa iya pak walikota yang sangat paham akan ilmu agama melakukan korupsi yang jelas-jelas menyalahi ajaran agama?

Dan jauh sebelum dua kasus tersebut tersiar ada berita bahwa pak Dahlan Iskan, yang waktu itu menjabat sebagai menteri ditetapkan menjadi tersangka dalam suatu kasus korupsi pengadaan tenaga listrik atau apalah gitu.

Seorang pak Dahlan Iskan ditetapkan menjadi tersangka korupsi.
Tentu saja bagi saya ini adalah suatu berita yang sangat janggal.

Seorang pak Dahlan Iskan yang sudah terkenal, yang merupakan public figure, seorang wartawan senior, pendiri Koran Jawa Pos melakukan tindak pidana korupsi.

Apa iya pak Dahlan Iskan kekurangan duit?


Dan ketika pemeriksaan berlangsung – saya kurang begitu mengikuti perkembangannya secara detail, jadi mohon maaf kalau ada yang salah – pak Dahlan Iskan bersaksi kalau beliau hanya menyetujui atau menandatangani dokumen-dokumen yang sudah disiapkan untuk ditandatangani. Dan ternyata dokumen-dokumen tersebut yang sebagian dijadikan bukti tindak pidana korupsi yang disangkakan kepada beliau.

Dua kejadian tersebut pada akhirnya memunculkan kontroversi tentang asal muasal ataupun penyebab tindak pidana korupsi.
Dalam suatu diskusi virtual jaman dulu, ada seorang peserta diskusi yang sangat anti korupsi berpendapat bahwa korupsi bukanlah budaya bangsa Indonesia, dan bisa dihilangkan.
 Saya kok kurang setuju kalau korupsi dibilang bukan budaya bangsa Indonesia. Dari jaman kerajaan-kerajaan dahulu tentunya sudah ada tindakan korupsi, walaupun saat itu namanya bukan korupsi. Jaman dahulu, di jaman kerajaan-kerajaan juga sudah ada upeti-upeti, yang bisa jadi juga merupakan salah satu daripada kegiatan korupsi itu sendiri. Ada juga pastinya upaya sogok menyogok untuk mendapatkan jabatan ataupun kedudukan terntentu, bahkan mungkin materi yang digunakan untuk memuluskan tujuannya itu bukanlah segepok uang ataupun seonggok emas melainkan juga bahkan seorang wanita, seorang gadis. 

Akan tetapi dan tentu saja hal itu harus dicari sumber data dan sejarahnya. Akan tetapi dan ternyata juga hal tersebut adalah sudah menjadi hal yang lumrah terjadi pada cerita-cerita jaman dahulu. Yang mana cerita-cerita itu terjadi tentunya bukanlah suatu hal yang fiktif belaka, melainkan ada kejadian yang menginspirasikannya.

Tindakan korupsi merupakan suatu tindakan yang sudah ada sejak jaman dahulu, yang terlahir ketika ada suatu keinginan yang tidak mungkin tercapai dengan jalur yang benar dan ada jalan lain yang bisa dilalui walaupun jalan tersebut sebenarnya adalah jalan yang keliru.

Kembali ke kasus-kasus korupsi di atas, apakah iya motif ekonomi yang menjadi sebab seseorang melakukan korupsi?
Untuk kasus korupsi yang disangkakan ke anggota DPRD Kota Malang, bisa jadi memang motif ekonomi yang mendasarinya. Akan tetapi apa iya sebanyak itu orang tidak ada yang aware atau takut bahwa tindakannya akan bisa terbongkar?
Apa tidak mungkin hal itu adalah kesalahan satu dua orang saja yang melakukan kesalahan procedural administrasi yang menyebabkan pada akhirnya sebagian besar anggota DPRD itu menjadi tersangka korupsi?

Sangat mungkin terjadi seperti itu, mengingat kualitas anggota wakil rakyat yang – menurut saya – sekarang ini sangat kurang kualitasnya. Ya, mungkin mereka mewakili aspirasi rakyat, pembela rakyat. Akan tetapi diantara mereka mungkin ada beberapa atau bahkan banyak yang tidak tahu tata administrasi pemerintahan, tata administrasi penandatanganan dokumen ataupun apalah itu yang namanya kuorum-kuorum.

Sunday, February 10, 2019

COBAAN UNTUK TERUS DICOBAIN


Tuhan tidak akan membebani hamba Nya dengan suatu beban yang sekiranya sang hamba tidak mampu untuk menanggungnya.

Ini artinya adalah bahwa jikalau seseorang sedang mengalami suatu kesulitan, anggaplah kesulitan itu adalah suatu cobaan dariNya.

Dan jikalau ternyata cobaan itu sangat sulit sekali, sangat menyedihkan, sangat tidak ketemu jalan keluarnya..
jangan khawatir.

Karena Tuhan memberi cobaan yang sulit itu, dan Tuhan sudah yakin bahwa kita mampu untuk menyelesaikannya. Tentu saja dengan tjampur tangan dari Sang penguasa alam yang esa.

Friday, February 8, 2019

MENDIDIK ANAK DI ERA CYBER

Dan berikut ini adalah poin poin dari materi pengajian tentang parenting pengasuhan anak yang diasuh oleh ustadz Bendri. 
Seorang ustadz yang mengkhususkan diri pada ceramah tentang parenting atau pendidikan anak, ustadz Bendri.

  • Kalau anak kita ngomongnya jelek atau jorok, itu berarti bahwa anak kita jarang diajak ke majelis ilmu. 
  • Bisa jadi omongan jelek atau jorok yang keluar dari mulut anak adalah hasil rekaman dari apa yang dilihat dan didengarnya di sekitar. Bisa jadi dari lingkungan terdekatnya (orang tua, sodara sodara) dan bisa juga dari lingkungan bermainnya atau tetangga.
  • Salah satu dari tugas orang tua adalah membuat anak menjadi anak yang tangguh. Sebagaimana termaktub di dalam al Qur’an surat 4 : 9.

Aspek aspek tangguh yang harus dimiliki oleh seorang anak meliputi :
1.      Tangguh dalam melewati ujian kesulitan. Kesulitan yang dimaksud disini bisa kesulitan dalam hal pelajaran di sekolah ataupun kesulitan yang di dapat di dalam kehidupan sehari hari.
2.      Tangguh dalam melewati ujian syahwat. Ini khusus buat anak yang beranjak baliq atau beranjak remaja dewasa.
3.   Tangguh dalam melewati ujian kemarahan/emosional. 
Dan jangan salah bahwasanya sikap pelit, egois dan suka membantah yang ada pada diri anak kecil itu sebenarnya adalah fitrah yang memang harus dimiliki orang seorang anak. Sikap pelit ini nantinya yang akan mengajarinya tentang makna kepemilikan/ownership. Sikap egois akan bisa menumbuhkan sikap percaya diri, tentunya sesuai dengan kadar ego yang masih relevan dan normal. Sikap membantah akan mengajari anak untuk bernai menolak.

About Me

My photo
Saya lahir di kota suci di jalur pantura, kota kretek, kota Kudus. Lahir dan besar disana, kemudian menuntut ilmu di malang dan kemudian numpang tinggal di Depok, kota pinggiran Jakarta, dan mencari nafkah di Depok dan Jakarta ibukota Indonesia