Thursday, September 25, 2014

AFFECTION



Affection + kesempurnaan = God

Affection + keikhlasan = mother

Affection + love + tanggung jawab = wife

Affection + love + lust + kemanjaan = young wife

Affection + love + lust + kemanjaan + morotin = bad young wife

Lust + pay = whore


Wednesday, September 24, 2014

SHOLAT DHUHA



Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan di pagi hari.
Di kantor lumayan banyak juga orang yang melaksanakan ibadah sholat dhuha.
Pagi hari sebelum bel kantor berbunyi ada beberapa karyawan yang melaksanakan ibadah sholat dhuha di masjid di kantor.
Selesai sholat dhuha mereka biasanya pada menelentangkan diri, merenggangkan badan, meluruskan badan.
Biasanya nanti sekitaran jam Sembilan an juga ada satu dua orang yang melakukan ibadah sholat dhuha..

Pagi hari saya samperin teman saya yang habis sholat dhuha.
Dia masih single.
Habis sholat dhuha ya
Iya
Biar cepat dapat jodoh ya?
Apaan sih..
Kemudian ada juga karyawan yang sudah lumayan senior yang mungkin sudah mendekati waktunya pensiun
Habis sholat dhuha ya pak?
Iya
Biar dapat perpanjangan kontrak ya pak nanti kalo mau pensiun atau nanti biar pensiunnya punya banyak duit ya pak?
Plaaak!
Tanpa ba bi bu, saya langsung ditabok
Ada juga teman yang masih cukup muda dan pinter, habis sholat dhuha
Habis sholat dhuha ya broo?
Iya..
Wah kayak kayaknya mau resign nih, lagi cari cari kerjaan baru ya..
Ah enggak juga..
Dia cengengesan aja..
Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan di pagi hari.
Kita mendekatkan diri kepada Tuhan karena memang Dia mengajarkan seperti itu.

Dengan alasan atau tendensi apapun, seharusnya beribadah itu hanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mengikuti aturan-Nya dan perintah-Nya
Tentang adanya modus lain yang terselip diantara niat beribadah, memang Tuhan maha tau.

Tetaplah beribadah
Tetaplah mendekatkan diri pada Tuhan.

Stay slim, stay beauty..

Sunday, September 21, 2014

SERIAL MANAJEMEN - NEPOTISME


Saya menyebutnya si bandot, walaupun orang lain menyebut dia si demplon atau si bohay..
Oke,
Kemudian saya mempunyai celotehan tersendiri yang tercipta karena penampakan, visualisasi dirinya..
Cuman pantatnya doang yang gede, otaknya kagak..
Dia orang HRD, bapaknya dulu salah seorang yang cukup penting di kantor ini.
Kemudian seiring dengan adanya transformasi di perusahaan, bapaknya tersingkir, atau mungkin lebih tepatnya disingkirkan oleh orde terbaru yang memegang tampuk di jajaran direksi.

Nepotisme, yang saya berikan konotasi dengan sederhana, bahwa seseorang bisa bekerja di suatu tempat karena pengaruh kekerabatan.
Otomatis si bandot tadi bisa masuk kerja di perusahaan ini karena unsur nepotisme.
Karena waktu itu bapaknya masih cukup punya pengaruh disini, apalagi waktu itu orang petinggi HR nya sama sama orang yang sama suku bangsanya kayak bokapnya si bandot ini.
Urusan kompetensi jadi urutan yang ke-sembilan mungkin.
Yang penting adalah saling bantu membantu dan menolong sesama karyawan yang sudah tua, yang mulai sakit sakitan, sementara dia masih punya tanggungan.

Nepotisme di dalam suatu perusahaan itu tidak apa apa, asalkan ada pertimbangan lain yang juga harus diperhatikan. Yaitu kompetensi.
Mungkin bisa jadi nepotisme adalah salah satu sarana bagi perusahaan untuk menjaring calon karyawan yang berprestasi dengan track record yang bisa dipercaya.

Akan tetapi kalau nepotisme hanya berdasarkan rasa belas kasihan, maka nanti yang akan kasihan adalah perusahaan itu sendiri.

Thursday, September 18, 2014

MERAYAKAN HARI RAYA KURBAN SECARA MANUSIAWI



Sebentar lagi hari raya Idul Adha, Idul Qurban
Umat Islam yang mampu secara ekonomi akan berkurban, menyembelih hewan kurban yang disumbangkan ke masjid ataupun ke panitia kurban.
Nantinya daging hewan kurban itu akan dibagikan kepada para yang berhak menerimanya dan juga kepada masyarakat sekitar.

Pada acara Idul Qurban yang didahului dengan sholat Idul Adha dan ceramah, kemudian biasanya dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban.

Kasihan sekali kambing, sapi, kerbau, wedhus, domba ataupun biri biri yang dijadikan hewan kurban.
Mungkin mereka semua ikhlas dan pasrah akan digorok lehernya dan dicincang cincang dagingnya.

Akan tetapi seharusnya ada etika dari manusia untuk menghargai perasaan hati dari hewan kurban tersebut.
Di kebanyakan tempat, acara penyembelihan hewan kurban berada satu lokasi dengan tempat ditempatkannya hewan kurban tersebut.
Sehingga ketika ada satu hewan kurban yang dijegal dan kemudian disembelih, maka hewan kurban yang lain dengan mata kepalanya sendiri melihat prosesi itu.
Dan lebih sadisnya lagi, kadang kadang hewan yang sudah disembelih, yang sudah kewer kewer lehernya dilemparkan begitu saja, di dekat hewan kurban yang masih hidup, yang masih menunggu giliran akan disembelih.

Belum lagi proses penyembelihan ataupun penjagalan.
Kadang untuk hewan yang berukuran besar semisal sapi ataupun kerbau, kaki mereka diikat ikat dan dijegal oleh banyak orang, kemudian ditelentangkan dengan dipegangi banyak orang dan kemudian baru digorok lehernya.
Ih betapa mirisnya..
Saya juga tidak tau apakah hewan juga mempunyai perasaan miris ataupun ngeri seperti seandainya kejadian seperti itu terjadi pada manusia.
Akan tetapi, apakah tidak ada cara lain yang lebih manusiawi untuk memperlakukan hewan kurban itu?

Tahun tahun kemarin menjelang hari raya Qurban ataupun setelahnya ada beberapa postingan di facebook ataupun di media social lainnya terkait pelaksanaan pemotongan hewan yang lebih manusiawi.
Alangkah lebih baiknya jika yang mempunyai wewenang dalam hal panitia kurban bisa mempelajari terlebih dahulu pelaksaan penyembelihan hewan kurban secara lebih manusiawi. 
Mumpung masih ada waktu.

Akan tetapi sayangnya hari raya Idul Adha ini jatuh pada hari minggu, dan tidak ada hari libur tambahan..



Tuesday, September 16, 2014

MENUJU KEMATIAN ATAUPUN KECACATAN FISIK



kematian
kecacatan fisik
dan perjalanan hidup yang berakhir

apakah sudah diperjuangkan?

apakah yang melatarbelakangi 
kehidupan yang sudah ditempuh?

pertanggungjawaban apa kepada manusia
yang sudah diberikan dan didapatkan?

pertanggungjawaban apa kepada Tuhan
yang sudah dipersiapkan?

Wednesday, September 10, 2014

SERIAL MANAJEMEN – MENYURUH BAWAHAN



Saya mau membuat tulisan tentang manajemen.
Tentunya bukan tulisan tentang manajemen yang terlalu serius dan tingkat tinggi, saya takut nantinya dikirain nyaingin Philip Kottler ataupun Tantri Abeng.

Saya hanya akan menuliskan hal hal yang saya alami dalam saya bekerja, yang bisa jadi berhubungan dengan ilmu manajemen. 
Dan kayaknya nantinya malah bakalan banyak berisi sumpah serapah saya tentang pekerjaan yang sucks, yang membosankan, karyawan, teman kerja atau bawahan yang bego ataupun pak atasan yang pekok.
Akan tetapi semoga saja nantinya saya akan mampu menampilkan atau mengambilkan hikmah dari kejadian di dalam pekerjaan saya jika dilihat dari kacamata ilmu manajemen, sehingga nantinya akan bisa bermanfaat. 
Oke ayo langsung saya mulai..

Jika kita mempunyai anak buah, maka kita bisa memanfaatkan anak buah kita untuk membantu kita mencapai tujuan yang kita ingin capai.
Dan memang itu gunanya anak buah atau bawahan.
Bawahan yang dimaksud disini bukan rok ataupun span atau pakaian bagian bawah yaa..
Akan tetapi bagaimana cara kita bisa memanfaatkan tenaga dari anak buah kita, itu ada cara caranya. Cara atau seni menyuruh orang lain untuk mengerjakan apa yang kita mau.
Pertama kita harus tahu terlebih dahulu anak buah kita itu seperti apa.
Satu yang harus diingat, dan quote ini dulu juga sudah pernah saya posting, dan inilah yang menjadi point dari serial manajemen kali ini
Semakin rendah tingkat intelegensi seseorang, semakin harus lengkap dan komplit kita memberikan perintah atau instruksi untuk dia untuk mengerjakan apa yang kita perintahkan. 
Karena kalau kita memberikan perintah atau instruksi secara general atau menyeluruh, maka bawahan kita kadang tidak tau atau bahkan kadang pura pura tidak tau, jadinya mereka mengerjakan apa apa yang kita jelaskan secara general saja.
Jadi intinya adalah, kita harus menjelaskan secara terperinci langkah langkah-nya, secara detail pekerjaan yang harus dilakukan oleh anak buah kita. 
Kalau perlu dituliskan di kertas.

Kalau kita memberikan instruksi secara mendetail, memang kita keliatan kayak orang bego, 
alaaah gitu aja kok ya dijelasin secara rinci bangeeet..
Lebih baik kita kelihatan seperti orang bego, tapi tujuan kita tercapai.
Daripada keliatan tidak bego, tapi nantinya malah pekerjaan pada gak kelar.

Dan kadangkala anak buah kita atau bawahan kita juga bakalan agak kesel kalau dikasih pekerjaan yang mendetail seperti itu, karena yang mereka lihat adalah jumlah step step atau langkah langkah pekerjaannya. Padahal sebenarnya kerjasanya tidak terlalu banyak, dan sebenarnya adalah cuman masalah manajemen pengaturan skala prioritas.
Dengan kita buat perincian kerjaan yang detail maka kita bisa menentukan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu, dan mana yang bisa dibelakangkan.
Kita yang menentukan tujuan yang akan dicapai, bukan bawahan.

Friday, September 5, 2014

BAHAGIA ITU..



ketika hari Jum'at pagi,

istri habis mandi keramas dan kemudian bernyanyi nyanyi kecil lagu lagu yang ceria..

About Me

My photo
Saya lahir di kota suci di jalur pantura, kota kretek, kota Kudus. Lahir dan besar disana, kemudian menuntut ilmu di malang dan kemudian numpang tinggal di Depok, kota pinggiran Jakarta, dan mencari nafkah di Depok dan Jakarta ibukota Indonesia